Selasa, 19 April 2011

Tugas mengubah teks wawancara menjadi narasi


Membangun Comunity Of Knowledge Lewat 3G
Keberadaan tekhnologi 3G sebagai sarana komunikasi di Indonesia merupakan terobosan baru. Selain untuk menelepon, Tekhnologi 3G berguna untuk memperoleh Informasi, Entertaiment, atau sebagai Mobile.
Roy Suryo salah satu pakar komunikasi dan telematika, Roy Suryo hobi mengoprek (mengutak-atik) permainan elektronik sejak SMP, bahkan di SD sudah mulai. Tapi belum terbina dan terdidik seperti sekarang. Semakin lama ia ikuti, semakin menyenangkan. Dari hobi itu, ternyata ia tahu tekhnologi membuat hidup lebih nyaman. Kenyataan begitu, tekhnologi ia ikuti sebagai bagian dari kehidupan.
Tekhnologi Indonesia berkembang kadang-kadang lebih cepat dari sosialisasi, edukasi, bahkan hukumnya. Oleh karena itu, kadang timbul gesekan-gesekan atau friksi negatif. Itu kemudian yang membuat is semakin konsin terlibat didalamnya. Kita gunakn 3G untuk kehidupan yang lebih baik, misalnya untuk hal agamis. Road Show ke kampus-kampus ini juga mengajak masyarakat menggunakan fasilitas yang ada secara positif. Kita bisa memanfaatkan, Jangan hanya untuk konsumsi. Tapi juga untuk produksi.
Semua perangkat 3G ini memancarkan sinyal. Tentu semua ada ukurannya, ada ambang batasnya. Di Amerika, ada FCC ( Federal Communication Commission ) yang menguji kelayakan produk elektronik. Kalau dampak negatifnya besar, pasti di tarik. Cuma, ada orang tertentu peka dengan radiasi sinyal. Tanpa HP pun, bisa kena kanker otak. Untuk mereka yang punya kreativitas, perlu dibina. Makanya daripada ngoprek yang kriminal, disalurkan ke operator saja. Mereka mencipatakan komunitas yang berbasis ilmu pengetahuan hi-tech dengan adanya 3G. Ia sampaikan di tiap tempat bahwa tekhnologi itu jangan di tolak. Tekhnologi jangan dilawan, tapi manfaatkan sebaik-baiknya.
Sebenarnya semua memiliki keterlibatan terhadap pekembangan tekhnologi. Mulai dari operator, vendor, tokoh-tokoh masyarakat, media, dan juga masyarakat itu sendiri. Semua punya kontribusi. Tetapi, kalau ada yang “lari” duluan atau lebih cepat dibanding yang lain, hal itu kadang membuat tidak seimbang. Mari menciptakan komunitas knowlwdge. Dari komunitas ini, mereka punya ide dan harapan yang dapat dikembangkan bersama. Ajak masyarakat untuk ngobrol dan mereka masukan kajian-kajian tekhnologi.